BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam fisika
dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik
dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena
kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara
pengukuran dinamakan metrologi.
Fisikawan
menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari
alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop
elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam
pengembangan alat pengukur modern.
Alat-alat
ukur dalam peralatan kerja itu sendiri sangat banyak dan berbeda-beda bentuknya
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Benda ukur
menurut geometrisnya tidak selamanya mempunyai dimensi ukuran dalam bentuk
panjang. Akan tetapi ada kalanya disamping mempunyai dimensi panjang juga
mempunyai dimensi.
Peralatan
kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik
dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan
produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi.Bagi seorang mekanik yang
sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna
membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien.
Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.
1.2 Perumusan
Masalah
1.
Apa
saja macam-macam alat ukur linier, baik alat ukur linier langsung maupun alat
ukur linier tak langsung?
2.
Bagaimana
cara menggunakan bermacam-macam
alat
ukur linier untuk mengukur benda dengan cara yang tepat dan benar?
3.
Bagaimana
cara membaca skala alat-alat ukur linier langsung dengan benar?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
bermacam-macam alat ukur linier, baik alat ukur linier langsung maupun alat
ukur linier tak langsung.
2.
Mengetahui
cara menggunakan bermacam-macam alat ukur linier untuk mengukur benda dengan
cara yang tepat dan benar.
3.
Mengetahui
cara membaca skala alat-alat ukur linier langsung dengan benar.
BAB II
PENGUKURAN LINIER
1.
DASAR TEORI
1.1.
Pengertian Pengukuran Linear
Pengukuran
Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensidari suatu benda kerja
yang belum diketahui ukurannya.
Pengukuran
Linear Pembacaan Langsung Alat ukur langsung adalah alat ukur yang mempunyai
skala ukur yangtelah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada skalatersebut.Contoh alat ukur langsung :
a. Mistar Ukur
b. Mistar Ingsut
c. Mikrometer
Jadi, Pengukuran linear pembacaan
langsung adalah proses pengukuran dimana hasil pengukuran dapat dilihat
langsung dari skala alat ukur yang dipakai. Pengukuran Linear Pembacaan Tidak
Langsung Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan instrumen
pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil
pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alatukur langsung. Pada
pengukuran ini, kita melakukan dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat
ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung yaitu
a. Dial
Indikator
b. Bore Gage atau Cylinder Gage
c. Caliper Gage
d. Telescoping gage
1.2
Jenis – jenis Alat Ukur Lineara.
A. Alat Ukur Linier Langsung
a. Mistar
ukur
Mistar ukur
merupakan alat ukur linier yang paling dikenal, biasanya berupa pelat baja atau
kuningan di mana pada kedua tepi salah satu permukaannya diberi skala (metrik
dan inchi) dengan panjang ukurannya bervariasi dari 100 s.d. 300 mm dengan
kecermatan ukuran yaitu pembagian skala dalam 0.5 atau 1.0 mm.
Cara Pengukuran
Cara pengukuran
dengan mistar ini ialah dengan cara menempelkan mistar pada objek ukur
sampai tepi mistar berimpit dengan tepi benda yang diukur sehingga secara tidak
langsung panjang objek yang diukur tersebut dapat langsung dibaca dengan
memakai ujung objek ukur sebagai indeks pembacaan skala.
Jenis – Jenis Mistar
1.
Meteran Lipat
Merupakan gabungan dari mistar ukur
degan sambungan engsel pada ujungnya. Hasil dari pengukurannya kurang baik
dibandingkan dengan menggunakan mistar ukur biasa.
Gambar
2.1 Mistar lipat
2.
Meteran Gulung
Merupakan meteran yang dibuat dari
pelat baja tipis berbentuk pita yang dapat digulung dan ditempelkan dalam suatu
wadah.
Gambar
2.2 Mitar Gulung
b. Mistar ingsut
Merupakan alat ukur linear serupa
dengan mistar ukur yang mana mempunyai skala linier pada batang dengan ujungnya
yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur (disebut rahang ukur tetap)
dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan
rahang ukur(disebut rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada
batang ukur.
Cara
Pengukuran.
Cara kerjanya ialah benda ukur
ditahan padasalah satu sisi permukaannya oleh rahang ukur tetap, kemudian
peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya, pada
saat benda ukur dijepit maka orang yang melakuka pengukuran dapat membaca
posisi garis indeks pada skala ukur.
Hal – hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar
ingsut ialah sebagai berikut :
a)
Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan bik
tanpa bergoyang,
b)
Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara
mengatupkan rahang,
c)
Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung rahang
ukur (harus agak kedalam), supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda
ukur cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri yang akan
meniadakan kesalahan kosinus,
d)
Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang ukur
ataupun lidah ukur kedalaman sehingga mengurangi ketelitian,
e)
Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setlah mistar ingsut diangkat dari
objek ukur dengan hati – hati.
Gambar 2.3 Mistar Ingsut / Jangka Sorong
c. Mikrometer
Merupkan alat ukur linier yang mempunyai kecermataan yang
lebh tinggi dari pada mistar ingsut, mempunyai kecermatan sebesar 0.01 mm
(meskipun namanya “mikrometer”). Jenis khusus memang ada yang dibuat dengan
kecermataan 0.005 mm, 0.002 mm, 0.001 mm dab bahkan sampai dengan 0.0005 mm.
Pemakaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian
mikrometer ialah sebagai berikut :
1.
Permukaan benda ukur dan mulut ukur
mikrometer harus dalam kondisi bersih.
3.
Sebelum
dipakai, kedudukan mikrometer harus diperiksa.
4.
Bukalah mulut
ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur.
5.
Beda ukur
dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
6.
Pada waktu
mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu keras
sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi.
7.
Kalibrasi
8.
Untuk melakukan
kalibrasi mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :
9.
Gerakan
silinder putar/poros ukur. harus berputar dengan baik, rasakan tidak terjadi
goyangan karena keausan ulir utama.
10. Kedudukan nol apabila. Apabila mulut ukur dirapatkan
garis referensi/indeks harus menunjuk nol.
11. Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi
gelincir (ratchet) dan pengunci poros ukur.
12. Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
Karena keausan, muka ukur dapat menjadi tidak rata dan tidak sejajar sehinggia
memungkinkan kesalahan ukur.
13. Kebenaran penunjukan harga pengukuran. Sehingga harga
yang ditunjukan oleh mikrometer harus sesuai dengan ukuran standar yang benar 9
harga nominal dengan toleransi yang diterapkan sesuai dengan standar)
Gambar 2.4
Mikrometer
B. Alat Ukur Linier Tak
Langsung
a. Dial Indikator
Dial indikator atau dial gage digunakan untuk mengukur
kebengkokan, run out, kekocakan, end play, back lash, kerataan,
dan sebagainya. Didalam dial indikator terdapat mekanisme yang dapat
memperbesar gerakan yang kecil. Pada saat spindle bergerak sepanjang
permukaan yang diukur, gerakan tersebut diperbesar oleh mekanisme pembesar dan
selanjutnya ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
Gambar 2.5 Dial Indikator
Prosedur
penggunaan dial indikator
1. Posisi
spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
2. Garis
imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada
permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran
3. Dial
indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial
indikator tidak boleh goyang.
4. Putarlah
outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke
bawah, kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol
setelah spindle dibebaskan.
5. Usahakan
dial indicator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah yang
sangat presisi.
6. Jangan memberi oli atau grease diantara spindle
dan tangkainya, karena akan menghambat gerakan spindle.
b. Bore Gage atau Cylinder Gage
Bore gage adalah merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur diameter silinder. Pada bagian atas terdapat dial
gage dan pada bagian bawah terdapat measuring point yang dapat
bergerak bebas. Pada sisi lainnya terdapat replacement rod yang
panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set, terdapat
bermacam-macam ukuran replacement rod dengan panjang tertentu. Disamping
itu juga terdapat replacement washer yang tebalnya mulai dari 1 – 3 mm. Replacement
securing thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya untuk mengunci
agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore
gage digunakan.
Gambar
2.6 Bore Gage atau Cylinder Gage
Pengukuran
diameter silinder dengan bore gage memerlukan alat ukur lain yaitu
mistar geser dan mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur
diameter silinder.
Cara
I :
a)
Ukurlah
diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40
mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya
lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar seperti pada
gambar 36 di samping dan usaha-kan jarum dial gage tidak bergerak,
misal diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm.
|
e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang
(silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada
gambar 37 sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
|
f) Baca besarnya penyimpangan yang
ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm.
g) Besarnya diameter silinder adalah selisih
antara hasil pengukuran panjang replacement rod dengan besarnya
penyimpangan jarum bore gage.
Jadi
diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara
II :
a)
Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran
: 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang
panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
c)
Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian
tempatkan replacement rod antara anvil dan spindle mikrometer
e) Set
jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
f) Masukkan replacement rod ke dalam
lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri sampai
diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
g)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
h)
Apabila penyimpangan jarum dial gage :
(1)
Di sebelah kanan nol: Įžsilinder = 76 – penyimpangan
(2) Di
sebelah kiri nol : Įžsilinder = 76 + penyimpangan
c. Caliper
Gage
Caliper gage adalah merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur diameter dengan ukuran kecil, misalnya diameter
lubang laluan katup, diameter dalam rocker arm dan sebagainya.
Pada bagian atas caliper gage terdapat dial
gage dan pada bagian bawah terdapat kaki (lug) yang dapat bergerak
bebas. Fungsi tombol yang terdapat pada dial gage untuk menggerakkan
kaki-kaki. Apabila tombol ditekan, maka kaki-kaki tersebut akan saling
berhimpitan (menyempit). Untuk menset nol dapat dilakukan dengan memutar outer
ring sehingga jarum penunjuk bertepatan dengan angka nol pada skala
pengukuran.
Gambar 2.7 Caliper
Gage
Prosedur
penggunaan Caliper Gage
Pengukuran komponen mesin dengan caliper gage memerlukan
alat ukur lain yaitu mistar geser dan mikrometer. Adapun prosedur pengukuran
diameter dalam dengan caliper gage dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Ukur diameter dalam dengan mistar geser, misal
diperoleh hasil pengukurannya = 8,40 mm
(2) Set mikrometer luar mendekati hasil pengukuran dengan
mistar geser, misal : 8,50 mm
(3)
Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle mikrometer
luar
(4) Gerakkan caliper sampai diperoleh penunjukan jarum
maksimal (posisi tegak lurus).
(5)
Putar outer ring sampai angka nol pada skala pengukuran lurus dengan
jarum penunjuk.
(6) Tekan tombol caliper, kemudian masukkan kaki-kaki
caliper ke dalam lubang dan bebaskan tombol.
(7)
Gerakkan caliper sampai diperoleh penunjukkan maksimal.
(8) Baca penunjukkan jarum penunjuk pada caliper gage.
Apabila hasil pembacaan = 0,07 mm, maka diameter dalam lubang tersebut adalah =
8,50 – 0,07 = 8,43 mm
d. Telescoping
gage
Telescoping gage atau pengukur T merupakan
alat ukur pembanding yang biasa digunakan untuk mengukur diameter dalam komponen
yang agak ke dalam. Hal tersebut dimungkinkan karena alat ukur ini mempunyai
batang ukur yang cukup panjang. Poros ukur atau sensornya dapat bergerak
memanjang sendiri karena adanya pegas didalamnya. Pada batang pengukur
dilengkapi dengan pengunci yang dihubungkan dengan poros ukur sehingga dengan
pengunci tersebut, poros ukur dapat dimatikan gerakannya.
Alat ukur ini biasanya terdiri atas satu set yang berisi
beberapa pengukur T yang masing-masing mempunyai kapasitas pengukuran yang
berbeda (lihat gambar 43). Pada batang ukurnya biasanya sudah dicantumkan
kapasitas pengukurannya, misalnya 10 – 25 mm. Ini berarti ukuran terkecil yang
dapat diukur adalah 10 mm dan ukuran maksimumnya 25 mm.
Gambar 2.8 Telescoping
gage
Prosedur
penggunaan Telescoping gage adalah sebagai berikut :
a.
Pilihlah telescoping gage dengan kapasitas ukur tertentu sesuai dengan
range dari komponen yang akan diukur.
b.
Masukkan telescoping gage ke dalam lubang dan kendorkan penguncinya
sehingga poros ukur benar-benar menyentuh bidang yang diukur.
c.
Kuncilah gerakan poros ukur dengan cara memutar pengunci ke kanan sehingga
poros ukur tidak dapat bergerak lagi.
d. Keluarkan telescoping
gage yang sudah terkunci tersebut dari lubangnya.
e. Ukurlah panjang poros ukur dengan mikrometer luar.
Besarnya diameter lubang sama dengan angka yang ditunjukkan pada mikrometer.
BAB III
PENUTUP
3.1 PENUTUP
3.2 SARAN
Makalahnya bagus dan bermanfaat bagi saya dan orang lain....
BalasHapus